6.9.14

Kebutuhan Oksigenasi

Pengertian Oksigenasi
Oksigen (O2)adalah kebutuhan dasar manusia dan diperlukan untuk hidup. Oksigen adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen.
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran sel).

2.2.   Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
1.      Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
            a.       Penurunan kapasitas membawa oksigen
            b.      Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2.      Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan:
a.      Bayi Prematur.
b.      Bayi dan Todler.
c.       Anak usia sekolah dan remaja.
d.      Dewasa muda dan dewasa pertengahan.
e.      Lansia.
3.      Faktor lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
4.      Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakitparu.
5.      Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
6.      Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
7.      Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu:
a.      Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b.      Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c.       Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
8.      Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
9.      Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

2.3.   Fisiologi Oksigen
      Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
1.      Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
2.      Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
1.    Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
a.      Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
b.      Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c.       Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
2.    Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.    Luasnya permukaan paru-paru.
b.    Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c.    Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d.    Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.
3.    Transportasi
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.      curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b.      kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

2.4.   Masalah /Gangguan Kebutuhan Oksigenasi
1.  Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan.
Penyebab terjadinya hipoksia :
a.      gangguan pernapasan
b.      gangguan peredaran darah
c.       gangguan sistem metabolism
d.      gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).
2.  Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata–rata dan kedalamanpernafasan.
Tanda dan gejala :
a.       pusing
b.      nyeri kepala
c.       henti jantung
d.      koma
e.       ketidakseimbangan elektrolit
3.  Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Tanda dan gejala:
a.       napas pendek
b.      nyeri dada
c.       sakit kepala ringan
d.      pusing dan penglihatan kabur
e.       baal
4.  Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
a.       orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b.      pada anak-anak yang sedang tidur
c.       pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi
Pathologis :
1)      gagal jantung
2)      pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5.  Kussmaul’s(hyperventilasi)
Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
6.  Apneustic
Henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
7.  Biot’s
Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.

2.5.   Kebutuhan Oksigenasi Pada Manusia
1.      Volume pasang surut rata-rata adalah 500cc.
2.      Volume cadangan hisap adalah 300cc.
3.      Volume cadangan hembus adalah 1100cc.
4.      Volume sisa rata-rata adalah 1200cc.

2.6.   Penyampaian Oksigen Ke Jaringan Tubuh
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
A.     Sistem Respirasi
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
1)      Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negative (725 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke alveoli.
Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :
1.        Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2.        Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
3.        Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
4.        Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal interkosa, otot abdominal.
2)      Perfusi Paru
Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen dan karbondioksida  di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
3)      Difusi
Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu  :
1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin, 1997).
Gambar 1. Lobus Pulmo Sinistra dan dekstra. (Syaifuddin, 1997)
Bronkhus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut Vestibula, dan di sini membrane pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih.
Dari Vestibula berjalan beberapa Infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu. Kantong udara atau Alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan di sinilah darah hamper langsung bersentuhan dengan udara hingga suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari Alveoli dan pertukaran gas pun terjadi. (Evelyn C. P, 2002).
Gambar 2. Diagram dari akhiran sebuah Bronkhliolus didalam Alveoli. (Pearce. E. C, 2002)

B.      Sistem Kardiovaskuler
a.   Struktur Dan Letak Jantung
Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi menjadi dua ruang, pada bagian di atas disebut “atrium” dan bagian bawah disebut “ventrikel”.  Pada masing-masing belahan terdapat satu atrium dan satu ventrikel. Atrium dan ventrikel dihubungkan oleh lubang yang terdapat katup, pada bagian sebelah kanan disebut katup (valvula) trikuspidalis dan pada bagian sebelah kiri disebut katub mitral atau katub bikuspidalis. (Pearce, 1999)
Jantung terbungkus oleh membran yang disebut perikardium. Membran ini terdiri atas dua lapisan dalam dan luar. Lapisan dalam disebut perikardium viseralis (membran serus yang lekat sekali pada jantungnya) dan lapisan luar disebut perikardium parentalis (lapisan yang membungkus jantung sebagai kantong longgar). Keduanya dipisahkan oleh cairan pelumas yaitu cairan serus yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri.
Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain: epikardium (luar), miokardium (otot), endokardium (lapisan dalam/endotel).
Gambar 1. Struktur jantung dan perjalanan aliran darah melalui kamarjantung, sesuai petunjuk anak panah
b.   Fisiologi Jantung
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah dari pembuluh vena ke dalam sirkulasi pulpomal paru-paru vena, vena pulmonalis, atrium kiri, lewat katup mitral, ventrikel kiri, katup aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena cava inferior, dan kembali ke atrium kanan yang disebut “sirkulasi sistematik”, sedangkan aliran darah dari atrium kanan masuk lewat katup trikuspidalis, sirkulasi paru-paru yang disebut “sirkulasi pulmonalis”.
Gangguan aliran dalam jantung mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat, darah arteri dan vena tercampur yang mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang. Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi (systole) dan relaksasi (diastole). Kontraksi kedua atrium terjadi serentak disebut systole atrial dan relaksasi atrium disebut diastole atrial, demikian pula untuk kontraksi ventrikel disebut systole ventrikel dan relaksasi ventrikel disebut diastole ventrikel. Kontraksi ventrikel lamanya 0,3 detik dan relaksasi lamanya 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan kuat.
Daya pompa jantung pada organ yang sedang istirahat berdebar sekitar 70 kali/menit dan memompa 70 ml setiap denyutan. Dengan demikian jumlah darah yang dipompa setiap menit sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan denyut jantung dapat mencapai 150 kali/menit, sehingga daya pompa jantung adalah 20-25 liter/menit. (Evelya C. Pearce, 2002).
Gambar 2. Gambaran skematik aliran darah melalui system kardiovaskuler


C.      Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, Ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hemoglobin (Hb) dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport gas.

2.7.   Anatomi Sistem Pernafasan
Anatomi sistem pernafasan pada manusia sebagai berikut :
A.        Saluran Nafas Atas
1.    Hidung
·         Terdiri atas bagian eksternal dan internal
·         Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
·         Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
·         Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
·         Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
·         Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
·         Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
·         Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia

2.      Faring
                         
·         Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
·         Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
·         Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif
3.      Laring
·         Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
·         Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
·         Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
·         Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
·         Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam’s apple)
·         Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
·         Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
·         Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
·         Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
·         Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu

4.      Trakea
·         Disebut juga batang tenggorok
·         Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina


B.        Saluran Nafas Bawah
1.    Bronkus
·         Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
·         Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
·         Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
·         Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
2.    Bronkiolus
·      Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
·      Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
3.    Bronkiolus Terminalis
·         Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
4.    Bronkiolus respiratori
·         Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
·         Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
5.    Duktus alveolar dan Sakus alveolar
·         Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
·         Dan kemudian menjadi alveoli
6.    Alveoli
·      Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
·      Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
·      Terdiri atas 3 tipe :
ü  Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
ü  Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
ü  Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

                         PARU
Ø  Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
Ø  Terletak dalam rongga dada atau toraks
Ø  Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar
Ø  Setiap paru mempunyai apeks dan basis
Ø  Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
Ø  Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
Ø  Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya
                         PLEURA
Ø  Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
Ø  Terbagi mejadi 2 :
 - Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
 - Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
Ø  Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
Ø  Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

2.8.       Frekuensi Normal Pernafasan Manusia
v  Usia baru lahir, frekuensi pernapasannya bersisar antara 35-50 kali per menit
v  Usia 2-12 tahun, frekuensi pernapasannya bersisar antara 18-26 kali per menit
v  Usia dewasa, frekuensi pernapasannya bersisar antara 16-20 kali per menit

2.9.       Sianosis
·      Sianosis ditandai dengan warna kebiru-biruan kulit dan selaput lendir. Sianosis biasanya adalah tanda kondisi bukannya penyakit itu sendiri.
·      Gejala yang paling umum dari kondisi yang warna kebiru-biruan bibir, jari-jari dan jari-jari kaki.
·      Gejala Sianosis dapat dipecah menjadi orang-orang untuk tengah dan perifer Sianosis.
Gejala Sianosis tengah                                                    
Ini diwujudkan oleh kebiruan atau ungu warna lidah dan bibir dan membran mukosa mulut. Hal ini terlihat dalam penyakit jantung atau paru-paru dan dalam kondisi hemoglobin abnormal seperti methemoglobin dan sulfhemoglobin dll. Di sini Sianosis disebabkan karena desaturation dari pusat darah arteri akibat penyakit jantung dan paru-paru. Darah vena ini deoxygenated bukannya pergi ke paru-paru untuk oksigenasi bergerak untuk umum sirkulasi darah tubuh yang menyebabkan gejala Sianosis. Biasanya tengah Sianosis disertai dengan fitur perifer Sianosis. Mungkin ada fitur lain seperti breathlessness, sesak napas, kebiruan atau ungu discolouration membran mukosa oral, cepat dan dangkal bernapas dll. Tangan dan kaki adalah suhu biasanya normal atau hangat. Mereka mungkin dingin jika ada seiring perifer Sianosis.
Gejala perifer Sianosis
Hal ini disebabkan oleh sirkulasi darah penurunan dalam perifer organ dan kaki. Hal ini mungkin terjadi karena stasis atau stagnasi darah dan berlebihan ekstraksi oksigen dari darah yang membuatnya deoxygenated dan mewujudkan sebagai Sianosis.
Daerah yang terkena dampak mengubah kebiruan atau ungu dan dingin untuk menyentuh. Hal ini sering terlihat di ranjang paku.
Kondisi menyelesaikan dengan lembut pemanasan. Ada tidak ada bluing membran mukosa mulut.
Usia dan onset Sianosis
Sianosis yang terjadi karena congential atau cacat lahir dari jantung biasanya dimulai pada kelahiran atau dalam pertama beberapa tahun kehidupan.
Di jantung, paru-paru embolism, radang paru-paru atau akut parah serangan asma, Sianosis mungkin tiba-tiba atau tiba-tiba mulai sebagai pasien "mulai mengubah biru" karena kekurangan oksigen.
Di sisi lain pasien dengan penyakit paru-paru obstruktif kronis atau COPD sering mengembangkan Sianosis secara bertahap selama bertahun-tahun.
Pasien dengan sejarah panjang COPD atau asma atau penyakit paru-paru lainnya rentan untuk mengembangkan Sianosis
Gejala Sianosis pada bayi
Bayi dengan Sianosis lelah atau keringat saat sedang makan dan menunjukkan kurangnya berat badan.
Mereka mungkin lahir dengan berat kelahiran rendah. Mereka mudah marah dan sering merasa floppy atau lemas.
Ada pembakaran bahan lubang hidung sebagai bukti dari pernapasan laboured. Beberapa bayi mungkin mendengus atau memancarkan suara dengan setiap napas.
Gejala Sianosis pada anak-anak
Anak-anak dengan penyakit jantung cyanotic juga menganggap posisi squatting setelah aktivitas fisik untuk meringankan breathlessness.
Pingsan mantra umum dengan anak-anak yang memiliki penyakit jantung cyanotic. Anak-anak dengan penyakit jantung kongenital juga rentan terhadap infeksi dada berulang-ulang.
Gejala lain Sianosis
Gejala lain Sianosis meliputi :
·         Mungkin ada breathlessness, kesulitan bernapas dan cepat bernapas yang dangkal. Ini mungkin terjadi tiba-tiba dalam kasus-kasus paru emboli, edema paru atau memutuskan serangan asma.
·         Gejala lain meliputi nyeri dada. Jika Sianosis disebabkan karena efusi pleura (kumpulan cairan di sekitar paru-paru), radang paru-paru atau pulmonary embolism yang ada mungkin nyeri dada. Edema paru juga menyebabkan membosankan, sakit dada sesak.
·         Ada yang menyertai demam pada pasien dengan radang paru-paru atau paru-paru emboli.
·         Mereka yang gagal jantung juga dapat batuk dahak berbusa merah muda atau gelap lendir.
·         Ada bahan yang biasanya sendi terakhir jari-jari. Ini memberi mereka sebuah klub seperti penampilan dan disebut clubbing jari.
·         Ini terjadi karena kekurangan oksigen berdiri lama dalam penyakit tertentu jantung dan paru-paru. Sianosis sering disertai dengan clubbing.
·         Ada kelelahan umum atau kelemahan pada pasien yang menderita dari jangka panjang Sianosis. Mungkin ada episode sakit kepala juga.

2.10.   Asuhan Keperawatan Masalah Kebutuhan Oksigenasi
A.    Pengkajian Keperawatan
1.      Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen meliputi, ada atau tidaknbya gangguan proses pernapasan,gangguan pada peredaran darah.pada tahap pengkajian keluhan atau gejala,hala yang perlu diperhatikanadalah infeksi kronis pada hidung,sakit pada daerah sinusotitis media,keluhan nyeripada tenggorokan.
2.      Pola batuk dan produksi sputum
Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dngan cara menilai apakah batuk termasuk batuk kering ,keras,dan kuat dengan  suara mendesing berat dan berubah-ubah seperti kondisi pasienyang mengalami penyakit kanker. Pengkajian sputum dilakukan dengan cara meriksa warna,kejernihan,apaka bercampur darah terhada sputum yang dikeluarkan oleh pasien.
3.      Sakit dada
Pengkajian sakit dada dilakukan dengan cara mengetahui bagian yang sakit,luas,imtensiras,factor yang menyebabkan rasa saki,perubahan nyeri dada apabila posisi pasien beruba,serta adanya hubumgan antra waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rsa sakit.
4.      Pengkajian fisik
a.      Infeksi pengkajian ini meliputi penentuan jalan napas,apakah napas spontan melalui hidung,mulut,oral,nasal.
b.      Palpasi pemeriksaan ini bertujuan untuk mendekteksi kelaina seperti nyeri tekan yang ditimbulkan akibat luka.melalui palpasi dapat diteliti gerakan dinding toraks pada saat inspirasi dan ekspirasi terjadi.
c.       Perkusi pengkajian ini bertujuan untuk menilai normal atau tidanya suara perkusi paru.
d.      Auskultrasi pemeriksaan ini bertujuan menilai adanya suara nafas
5.      Pemeriksaan laboratorium
Selain pemeriksaan laboratorium Hb,leukosit dan yang lain-lain yang dilakukan secara rutin,juga dilakukan pemeriksaan skuntumguna melihat kuman dengan cara mikroskopis.uji resistensi dapat dilakukan secara kultur,untuk melihat sel tumorpemeriksaan sitologi.
6.      Pemeriksaan diagnostic
a.       Rontgen dada
b.      Fluoroskopi
c.       Bronkgrapi
d.      Angiofrafi
e.       Endoskopi
f.       Radio isotop
g.      Mediastinoskopi

B.     Diagnosis keperawatan
1.         bersihan jalan nafas berhubungan dengan
2.         pola nafas tidak efektif
3.         kerusakan pertukaran gas
4.         gangguan perfusi jaringan

C.    Perencanaan keperawatan
1.         mempertahankan jalan nafas agar efektif
2.         mempertahankan pola pernafasan agar kembali efektif
3.         memepertankan pertukaran gas
4.         memperbaikai perfusi jaringan

D.    Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1.      Latihan nafas
Latihan nafas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk dan  mengurangi stress.
2.      Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring,trakea,dan broniolus dari secret atau benda asing dijalan nafas.
3.      Pemberian oksigen
 Pembrian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen kedalam paru melalui saluran pernafasan dengan alatbantu oksigen.pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhab manusia oaksigen da mencegah terjadinya hipoksia.
4.      Penghisapan lender
Penghisapan lender merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lender sendri.tindakan ini bertuuan untukmembersihkan jalan nafas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.

E.  Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan oksigen secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam:
                            
1.      mempertahankan jalan nafas secara efektif yang ditunjukan dengan cara adanya kemampuan untuk bernapas, jalan nafas bersih, tidak adanya sumbatan, frekuuensi, irama, kedalaman nafas normal, serta tidak ditemukan adanya tanda hipoksia.
2.      mempertahankan pola nafas secara efektif yang ditunjukan engan adanya kemampuan untuk bernafas, frekuensi, irama, dan kedalaman nafas normal,  tidak ditemukan adanya tanda hipoksia, serta kemampuan paru berkembang dengan baik.
3.      mempertahan kan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk bernapas secara efektif, tidak ditemukan dispenea pada usaha napas, inspirasi dan ekspirasi dalam batas normal, serta siturasi oksigen dan pco2 dalam keadaan normal.

4.      meningkatkan ferpusi jaringan dengan adanya kemampuan pengisian kapiler, frekuensi, irama, kekuatan nadi dalambatas normal, dari status hidrasi normal.