13.2.14

BODY ALIGMENT DAN AMBULASI



1.        MANFAAT DAN PRINSIP MEKANIK TUBUH
1.1.   Manfaat Mekanik tubuh
¨        Gerak tubuh secara teratur dapat membuat tubuh menjadi segar.
¨        Gerak tubuh secara teratur dapat memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh,mengontrol berat badan,mengurangi stress, serta dapat meningkatkan relaksasi.
¨        Gerak tubuh merangsang peredaran darah ke otot dan organ tubuh yang lain sehingga dapat meningkatkan kelenturan tubuh
¨        Gerak tubuh pada anak dapat merangsang pertumbuhan badan.
1.2     PRINSIP MEKANIK TUBUH
·           Penggunaan tubuh secara tepat dan benar dapat meningkatkan fungsi muskuloskeletal,serta mencegah terjadinya penyakit dan kecelakaan.hal tersebut kemudian dapat menyebabkan peningkatan kesehatan tubuh.
·           Mekanik tubuh yang baik dapat memberikan penampilan serta fungsi tubuh yang baik.
·           Mekanik tubuh yang baik dicapai melalui pengetahuan sebagai pedoman dalam bertindak..
·           Mekanik tubuh menyangkut berbagai usaha pencegahan cedera atau cacat pada sistem muskuloskeletal.
2.        KOORDINASI MEKANIK TUBUH
Koordinasi mekanik tubuh melibatkan fungsi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf (neuromuskuler). Komponen sistem muskuloskeletal melibatkan tulang,otot,tendon,ligamen,kartilago,dan sendi.

2.1    Tulang
Tulang adalah jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel yaitu osteoblas,osteosit,dan osteoklas. Fungsi tulang antara lain:
Ø  Sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk otot-otot tubuh
Ø  Melindungi organ tubuh yang lunak,seperti otak,jantung,paru-paru,dan sebagainya.
Ø  Membantu pergerakan tubuh
Ø  Menyimpan garam-garam mineral,seperti kalsium
Ø  Membantu proses hematopoiseis yaitu proses pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.
2.2 Otot
Otot secara umum berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan-gerakan.
§ Otot lurik
Otot lurik karena dibawah mikroskop tampak susunannya berupa serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel dan tampak adanya bagian yang terang diselingi bagian gelap yang melintang. Oleh sebab itu, juga disebut sebagai otot seran lintang, otot ini umumnya melekat pada rangka maka sering disebut otot rangka. Otot rangka atau otot lurik bekerja dibawah kendali saraf sadar, oleh sebab itu sering disebut juga otot sadar.
§ Otot  polos
Di bawah mikroskop, jaringan otot polos tidak menunjukkan adanya bagian terang berseling gelap seperti pada otot rangka. Sel-selnya berbentuk gelemdong dan hanya mempunyai sebuah inti sel yang terletak di tengah-tengahnya.
Karakteristik otot polos adalah:
1)      Otot polos ditemukan pada alat-alat dalam dan kulit, dan tidak ditemukan pada rangka
2)      Reaksinya lembat tetapi geraknya berurutan
3)      Mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat mengalami kelelahan
4)      Geraknya dibawah pengaruh saraf taksadar atau saraf otonom
Otot polos ditemukan pada saluran alat-alat dalam, seperti saluran pencernaan, saluran pernafasan, pemubuluh darah, dan getah bening. Fungsinya adalah jika seluruhnya bekrontraksi akan menggerakkan benda yan gerdapat didalam pembuluh atau sauran tersebut.
§ Otot jantung
Otot jantung atau miokardium hanya dijumpai pada dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, tetapi memiliki percabangan yang disebut sinsitium. Kerja otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar atau saraf otonom.
Kerja otot jantung ini erat kaitannya dengan fungsi jantung sebagai alat pemompa darah. Jika otot jantung berkontraksi, ruangan jantung akan menyempit dan tekanannya akan meningkat. Kontraksi otot jantung akan menimbulkan denyut jantaung. Pada orang dewasa normal, jantungnya akan berdenyut sebanyak 72 kali setiap menintnya. Untuk berkontraksi, diperlukan cukup persediaan oksigen. Apabila otot jantung kekurangan oksigen selama 30 detik, kontraksi otot jantung akan berhenti. Kebututhan oksigen otot jantung dipenuhi oleh nadi tajuk atau aeteria koronia.
Kekuatan Otot
Yaitu kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot, merupakan suatu kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot dipengaruhi oleh: usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu otot (Depkes, 1996).
Untuk memeriksa kekuatan otot ada 2 cara :
1.      Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan pemeriksaan menahan gerakan ini.
2.      Pemeriksaan menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan ia disuruh menahan.

No
Nilai Kekuatan Otot
Keterangan
1
0 (0%)
Paralisis, tdk ada kntrksi otot sm skli
2
1 (10%)
Terlht atau teraba getaran kontraksi otot ttp tdk ada gerak sm skl
3
2 (25%)
Dpt menggerakkn anggota gerak tanpa gravitasi
4
3 (50%)
Dpt menggerakkn anggota gerak untuk menahan berat (gravitasi)
5
4 (75%)
Dpt menggerakkn sendi dg aktif dan melawan tahanan
6
5 (100%)
Kekuatan normal

Mmengukur/menilai kekuatan otot pasien dengan memakai skala klasik 0,1,2,3,4,5. antara lain;
Skala 0.
artinya otot tak mampu bergerak/lumpuh total, misalnya jika tapak tangan dan jari mempunyai skala 0 berarti tapak tangan dan jari tetap saja ditempat walau sudah diperintahkan untuk bergerak.
Skala 1.
Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada persendian yang harus digerakkan oleh otot tersebut.
Skala 2,
dapat mengerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah misalnya tapak tangan disuruh telungkup atau lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja sudah tak mampu bergerak
Skala 3,
dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal misalnya dapat menggerakkan tapak tangan dan jari
Skala4,
Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.
Skala 5,
bebeas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal (normal).

Skala diatas pada umumnya dipakai untuk memeriksa penderita yang mengalami kelumpuhan selain mendiagnosa status kelumpuhan juga dipakai untuk melihat apakah ada kemajuan yang diperoleh selama menjalani perawatan atau sebaliknya apakah terjadi perburukan pada seseorang penderita.
Menjabat tangan pasien dapat juga di gunakan untuk mengukur kekuatan ototnya, dengan cara mengajak berjabat tangan dan menganjurkan pasien untuk mengerahkan tenaga memencet jari-jari kita. Kalau lemah akan terasa tangan pasien tak mampu meremas kuat tangan kita. Kesulitannya adalah kalau pasien cewek yang tak pernah menggunakan tenaga otot jari tangan, remasannya terasa kurang kuat walaupun sudah dipaksakan untuk itu dapat diperiksa lebih jauh dengan hati-hati.
SKALA KEKUATAN OTOT
Skala kekuatan otot menurut Will Still ( 1996 ; 10 )
0 = Tidak ada kontraksi.
1 = Sedikit kontraksi / sentakan ringan.
2 = Aktif tetapi tidak dapat melawan gravitasi.
3 = Aktif, dapat melawan gravitasi tetapi tidak tahan lama.
4 = Gerakan menentang gravitasi tetapi tidak mampu menahan tahanan berat ( pemeriksa ).

·         Skala mobilitas menurut Pahrip ( 1993 : 66 )
0 = Klien tidak tergantung pada orang lain.
1 = Klien butuh bantuan dan pengawasan.
2 = Klien butuh bantuan / pengawasan / bimbingan sederhana.
3 = Klien butuh bantuan dan peralatan yang banyak.
4 = Klien sangat tergantung pada pemberian pelayanan.

·         Skala nyeri menurut Lynda juall.
0 = Tidak ada nyeri sama sekali.
1 = Nyeri ringan.
2 = Nyeri sedang.
3 = Nyeri berat.
4 = Moderat.
5 = Nyeri sekali.
     2.3 Tendon
Tendon adalah sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan dari pembungkus otot dan membentuk ujung-ujung otot yang mengikatnnya pada tulang. Tendon ini dibatasi oleh membran sinovial yang berfungsi untuk memberikan pelicin agar pergerakan tendon menjadi mudah.
2.4 Ligamen
Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat,lentur,dan kuat. Ligamen berfungsi menghubungkan ujung persendian dan menjaga kestabilan.
2.5 Kartilago
Kartilago terdiri atas serat yang tertanam dalam sutu gel yang kuat,tetapi elastis dan tidak mempunyai pembuluh darah.
2.6    Sendi
Persendian memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan. Ada beberapa jenis persendian,antara lain sendi sinartroses(sendi yang tidak bergerak),sendi amfiartroses(sendi yang pergerakannya terbatas hanya satu gerakan,seperti tulang vertebrae), dan sendi diartoses(sendi yang bebas pergerakannya,seperti sendi bahu dan sendi leher). Ada beberapa pergerakkan sendi yaitu fleksi,ekstensi,adduksi,abduksi,rotasi,eversi,inversi,pronasi, dan supinasi.

3.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANIKA TUBUH DAN PERGERAKAN.
v Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuromuskular dan tubuh secara proporsioanal,postur,pergerakan dan refleks akan berfungsi secara optimal
v Kesehatan fisik
Penyakit,cacat tubuh,dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh
v Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot,dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
v Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang.keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat,yang kemudian sering dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas
v Kelemahan neuromuskular dan skeletal
Adanya postur abnormal seperti skoliosis,lordosis,dan kifosis dapat berpengaruh terhadap pergerakan.
v  Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas bila di bandingkan dengan petani atau buruh.

4.      POSTUR TUBUH ( BODY ALIGNMENT)
4.1.      Konsep Body Alignment
Postur tubuh ( Body alignment) adalah kesesuaian susunan geometris bagian-bagian tubuh dalam hubungannya satu sama lain sesuai dengan faal tubuh (Taylor dkk.1993). Postur tubuh yang tepat dapat meningkatkan pengembangan paru-paru,fungsi ginjal,dan sistem pencernaan,serta bertambah efisiennya sirkulasi darah. Sedangkan postur tubuh yang buruk dapat menimbulkan cedera.
Postur tubuh yang baik diperlukan untuk keseimbangan tubuh,baik dalam keadaan sedang duduk,berdiri,ataupun terlentang. Keseimbangan tubuh dapat dicapai apabila seseorang mampu memelihara keseimbangan sepanjang garis gravitasi pada tengah dasar pendukung. Keseimbangan dalam bahaya jika garis gravitasi pada tengah dasar pendukung. Keseimbangan tidak dapat dipertahankan jika garis gravitasi jatuh di luar dasar pendukung.
Pada orang dewasa,sikap tubuh yang baik dengan posisi berdiri(posisi anatomis)yaitu:
a.      Kepala tegak,tidak terlalu kedepan,belakang atau samping.
b.      Lekukan tulang punggung yang normal berbentuk seperti huruf S.
c.      Lengan dan siku dilenturkan lurus kebawah.
d.      Pinggul lurus
e.      Lutut di bengkokkan sedikit.
f.       Kaki di luruskan ke depan dengan mata kaki bengkok normal.

4.2.           PRINSIP GRAVITASI
Gravitasi merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
v Pusat gravitasi (center of gravity) titik yang berada di pertengahan tubuh.
v Garis gravitasi (line of gravity) merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi
v Dasar dari tumpuan (base of support) merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.

4.3.           PERUBAHAN DALAM POSTUR
Kelainan pada ruas tulang belakang ada beberapa macam:
*     Sekoliosis, jika tulang belakang melengkung kearah samping atau lateral sehingga badan tampak melengkung kekiri atau kekanan,
*     Kifosis, jika terjadi perubahan kelekungan ruas tulang belakang pada daerah punggung sehingga penderitanya tampak bengkong.
*      Lordosis, jika ruas tulang belakang melengkung didaerah lumbal atau pinggang sehingga pada posisi tubuh tegak, kepala seperti tertarik kebelakang.

4.4.            PERUBAHAN STRUKTUR ANATOMI
o  Gangguan tulang
Meliputi beberapa gangguan diantaranya adalah retak atau patah tulang (fraktura) dan pertumbuhan tulang kaki yang mengalami hambatan sebelum lahir. Gejala patah tulang yang nyata adalah timbulnya rasa sakit yang hebat pada daerah tulang yang retak, terjadi pembekakan dan kadang-kadang pendarahan. Pada tulang anak yang masih dalam masa pertumbuhan, tulang yang retak dapat menyatu kembali seperti semula disebut reduksi.
Fraktura dapat dibedakan sebagai berikut:
a.      Fraktura sederhana, jika tulang yang meretak tidak sampai melukai organ laindisekitarnya, misalnya organ otot.
b.      Fraktur kompleks atau fraktura majemuk, jika tulang yang patah menyebabkanotot dan kulit terluka, kadang kala tulang mencuat keluar kulit
c.       Greenstick atau tulang tak lengkap, jika tulang hanya retak sebagian dan tulangnya tak sampai pisah,
d.      Comminuted atau remuk, jika tulang retak menjadi beberapa bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot

o   Gangguan persendian
Gangguan pada bagian ini ada empat macam antara lain:
a.    Dislokasi adalah sobek atau tertariknya ligamen sehingga terjadi pergeserankedudukan sendi.
b.   Terkilir atau keseleo adalah tertariknya ligamen sendi yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan. Keseleo ditandai timbulnya rasa sakit hebat yang disertai peradangan pada daerah sendi.
c.    .Ankilosis adalah keadaan ketika sendi tidak dapat digerakkan karena seolah-olah tulang sendi menyatu.
d.   Artritis atau infeksi sendi adalah gangguan sendi yang ditandai terjadinya peradangan sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan kadang-kadang tulang sendi mengalami perubahan.
Artritis dapat di bedakan menjadi beberapa jenis yaitu reumatoid, osteoartritis dan goutartritis.
a.     Reumatoid adalah penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi. Pada  jaringan ikat terasa sakit serta sendinya mengalami ankilosis.
b.   Osteoartritis adalah penyakit kemunduran sendi yang disebabkan olehdegenarasi serta menipisnya tulang rawang, sehingga merangsang  terbentuknya tulang pada sendi.
c.    Goutartritis adalah gangguan gerak karena kegagalan metabolisme asamurat yang berlebihan yang akan diangkut oleh darah dan disimpan di dalam sendi kecil, seperti ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami kelebihan asam urat ialah sendi yang membesar.
o    Gangguan pada otot
Beberapa gangguan pada otot antara lain:
a.             Atrofi adalah keadaan dimana otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi. Jaringan otot yang astrofi dapat mengalami penurunan ukurannya sampai 25%.
b.            Hipertrofi adalah keadaan otot menjadi lebih besar dankuat karena sering dilatih secara berlebih, misalnya para binaragawan dan atlet angkat berat.
c.             Kejang otot adalah gangguan ini terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang karena telah kehabisan energi.
d.            Kaku leher atau stiff adalah keadaan leher terasa kaku dan sakit jika digerakkan .
e.             Tetanus adalah kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh basil tetanus.
f.              Miastema gravis adalah keadaan ketika otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan dan kadang-kadang menyebabkan kematian.
g.             Distrofi otot adalah penyakit otot kronis sejak anak-anak menurut dugaan penyakit ini diturunkan
h.             Hernia abdominalis adalah sobeknya otot dinding perut yang lemah yang mengakibatkan usus melorot ke bawah masuk ke rongga perut.

4.5.            KONSEKUENSI POSISI TUBUH YANG TIDAK BAIK
Ada beberapa gangguan tulang yang disebabkan oleh posisi tubuh yang tidak baik antara lain:
a.       Rakitis adalah penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Vitamin ini berfungsi membantu proses penimbunan zat kapur dalam osifikasi atau penulangan. Jadi kekurangan vitamin D mengakibatkan tulang keras.
b.      Mikrosefalus adalah gangguan pada pertumbuhan tulang tengkorak karena kekurangan zat kapur pada masa pembentukan tulang tengkorak, masa bayi, sehingga kepala berukuran kecil tidak profesional.
c.       Osteoporosis adalah gangguan dengan gejala rapuh, kurang keras yang diakibatkan kekurangan hormon kelamin pria ataupun wanita.
d.      Kelainan lainnya antara lain karena penyakit TBC, tumor yang mempengaruhi tekanan fisik dan fisiologis tulang, serta peradangan pada jaringan pengikat atau tendon.

4.6.    Pengkajian – Perencanaan Body alighment
4.6.1.  Pengkajian keperawatan
Pengkajian masalah Imobilitas
Ò  Sistem Muskuloskeletal
Ò  Sistem CV
Ò  Sistem respirasi
Ò  Metabolisme dan Nutrisi
Ò  Sistem urinary
Ò  Eliminasi fecal
Ò  Sistem integumen
Ò  Sistem neurosensory
Ò  Psikologis
Ò  Postur tubuh
Ò  Perubahan dalam tumbuh kembang, identifikasi adanya trauma
 Pengkajian dalam fungsi motorik antaara lain pada tangan dan kaki, kaki kanan dan kiri untuk menilai adanya kelemahan, kekuatan dan apatis.

4.6.2.          Diagnosis keperawatan
a.       Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas.
b.      Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur.
c.       Resiko cidera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang di sertai kelemahan otot.
d.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan trauma tulang belakang &fraktur
e.       Resiko cedera berhubungan dengan ortostatik pneumonia
f.       Tidak efetivitas pola makan berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
g.      Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
h.      Kelemahan fisik berhubungan dengan kesejajaran tubuh yg buruk
i.        Resiko cedera berhubungan dengan ketidak tepatan mekanika tubuh
j.        Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak
k.      Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan         
4.6.3.          Perencanaan dan pelaksanaan keperawatan
a.    Pertahankan postur tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi tubuh yang
 tepat.
b.    Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih duduk, berdiri, atau tidur secara optimal.
c.    Kurangi cidera akibar postur tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari.
d.   Kurangi beban otot dengan cara meletakkan alat dekat dengan pasien dan bantu kegiatan yang menimbulkan beban berat.
e.    Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
f.     Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas sendi.
g.    Meningkatkan fungsi kardiovaskular
h.    Meningkatkan respirasi
i.      Meningkatkan fungsi gastrointestinal
j.      Meningkatkan fungsi perkemihan
k.    Memperbaiki gangguan fisiologi

4.6.4.      Penatalaksanaan gangguan body alighment
a.    Membantu klien berdiri
Cara:
posisi berdiri dilakukan dengan cara menganjurkan pasien pada posisi berdiri.  Kepala tegak,dan mata menghadap lurus kedepan,dari belakang bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar.

b.    Membantu klien duduk
Pengertian   :
Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan mobilitas pasien.
Tujuan   :
1.  Mempertahankan toleransi terhadap aktifitas
 2.  Mempertahankan kenyamanan
Prosedur Kerja  :
¨        Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
¨        Tempatkan paien pada posisi telentang
¨        Singkirkan batal dari tempat tidur
¨        Perawat menghadap ketempat tidur
¨        Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih mendekat ke tempat tidur dibanding kaki yang lain
¨        Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien dibawah bahu, yang menypokong kepala, dan tulang belakang
¨        Tempatkan tangan yang lain dipermukan tempat tidur
¨        Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki depan ke kaki belakang
¨        Dorong dengan arah beralawan tempat tidur dengan menggunakn lengan yang ditempatkan dipermukaan tempat tidur
¨        Turunkan tempat tidur
¨        Observasi posisi kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan
¨        Catat prosedur dan cuci tangan

c.         Mengatur posisi tidur
Cara :
Letakkan pasien dengan posisi lateral, semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada.
Apabila dijumpai kelainan pada pasien maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.
d.        Mengatur posisi fowler
Pengertian   :
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
Tujuan :
1.      Mempertahankan kenyamanan.
2.      Memfasilitasi fungsi pernafasan.

Alat dan Bahan   :
Penopang/bantal
Prosedur Kerja   :
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan seperti disebut diatas
3. Tinggikan kepala tempat tidur 45 -60 derajat
4. Topangkan kepala diatas tempat tidur atau bantal kecil
5. Gunakan bamtal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak
    dapat mengontrol secara sadar atau tidak dapat menggunakan tangan dan lengan
6. Tempatkan bantal tipis dipunggung bawah
7. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah paha
8. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah pergelangan
    kaki
9. Tempatkan papan kaki didasar telapak kaki pasien
10.Turunkan tempat tidur
11.Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik
     potensi tekanan
12.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

e.         Mengatur posisi dorsal recumbent
Pengertian   :
Posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentnag dengan kedua lutut fleksi diatas tempat tidur.
Tujuan :
1. Perawat daerah genatelia
2. Pemeriksaan genetalia
3. Posisi pada proses persalinan
Alat dan bahan  :
1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Selimut
Prosedur kerja   ;
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Cuci tangan
3.      Pasien dalam keadaan berbaring (telentang)
4.      Pakian bawah dibuka
5.      Tekuk lutut dan diregangakan
6.      Pasang selimut untuk menutupi area genetali

f.                        Posisi Sim
Pengertian :
 Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri
Tujuan       :
1.      Memberikan kenyamanan
2.      Mlakukan Huknah
3.      Memberikan obat per anus (supositoria)
4.      Melakukan pemeriksaan daerah anus.       
 Alat dan bahan:
1.Bantal
 Prosedur kerja :
1.      Cuci tangan.
2.      Lakukan persiapan seperti di uraikan di atas.
3.      Tempatkan kepala datar di tempat tidur.
4.      Tempatkan pasien dalam posisi telentang.
5.      Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen.
6.      Tempatkan bantal kecil di bawah kepala.
7.      Tempatkan bantal di bawah lengan setinggi bahu, sokong lengan lain di atas tempat                                    tidur.
8.      Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang di fleksikan,yang menyokong tungkai setinggi panggul.
9.      Tempatkan bantal pasien parallel dengan permukaan pelantar kaki.
10.  Turunkan tempat tidur.
11.  Observasi posisi kesejajaran tubuh,tinkat kenyamanan,dan titik potensi tekanan titik.
12.  Cuci tangan setelah prsedur di lakukan
13.  Catat prosedur.
g.                       Posisi Trendelenburg
Pengertian :
 Posisi ini menempatkan pasien ditempat tidur dengan bagian bagiankepala lebih rendah dari bagian kaki.
Tujuan :
Melancarkan peredaran darah ke otak.
Prosedur Kerja :
1.      Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2.      Cuci tangan
3.      Pasien dalam keadaan berbaring terlentang.
4.      Tempatkan bantal di atas kepala dan ujung tempat tidur.
5.      Tempatkan bantal di atas lipatan lutut.
6.      Tempatkan balok,penopang di bagian kaki tempat tidur.
7.      Atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
8.      Cuci tangan.
h.                       Posisi Litotomi
Pengertian : Pada posisi ini,pasien di tempatkan pada posisi telentang dengan
mengangkat kedua kaki dan ditarik keatas abdomen.
Tujuan :
a.       Pemeriksaan alat genetalia.
b.   Proses persalinan.
c.   Pemasangan alat kontrasepsi.
Alat dan Bahan :
1.Bantal
2.Tempat tidur khusus
3.selimut atau kain penutup.
Prosedur kerja :
1.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.Cuci tangan.
3.Pasien dalm keadaan berbaring(telentang)
4.Angkat kedua paha dan tarik keatas adoment.
5.Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha.
6.Letakkan bagian lutut atau kaki pada penyangga kaki di tempat tidur
   khusus untuk posisi litotomi
7.Pasang selimut
8.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

i. Posisi Genu pektoral(Knee Chest).
Pengertian :
 Pada posisi genu pectoral pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan :
Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.
Alat dan Bahan :
1.Tempat tidur
2.Selimut.
 Prosedur Kerja :
1.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2.Cuci tangan.
3.Minta pasien untuk mengamil posisi menungging dengan kedua kaki
   ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur
4.Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.
5.Cuci tangn setelah prosedur dilakukan
4.6.5. Evaluasi Keperawatan
a.       Peningkatan fungsi system tubuh
b.      Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
c.       Peningkatan fleksibelitas sendi
d.      Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien dan ekspresi pasien dan ekspresi pasien dengan adanya keceriaan
5.             AMBULASI
Ambulasi adalah kegiatan  berjalan  (kozier dkk. 1995) persiapan yang diperlukan klien hingga memiliki kemampuan ambulasi, antara lain :
¨             Latihan otot-otot quadriceps femoris dan otot-otot gluteal
¨             Latihan untuk menguatkan otot-otot ekstremitas atas dan lingkar bahu
¨             Latihan berjalan
Terdapat teknik berjalan untuk melatih klien berjalan dengan menggunakan kruk (alat bantu berjalan). Teknik berjalan tersebut antara lain :
¨             Gaya berjalan empat titik tumpuan
¨             Gaya berjalan tiga titik tumpuan
¨             Gaya berjalan dua titik tumpuan
          "      Gaya berjalan berayun