1.
MANFAAT DAN PRINSIP MEKANIK TUBUH
1.1.
Manfaat Mekanik tubuh
¨
Gerak tubuh secara teratur dapat membuat
tubuh menjadi segar.
¨
Gerak tubuh secara teratur dapat
memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh,mengontrol berat badan,mengurangi
stress, serta dapat meningkatkan relaksasi.
¨
Gerak tubuh merangsang peredaran
darah ke otot dan organ tubuh yang lain sehingga dapat meningkatkan kelenturan
tubuh
¨
Gerak tubuh pada anak dapat
merangsang pertumbuhan badan.
1.2
PRINSIP MEKANIK TUBUH
·
Penggunaan tubuh secara tepat dan
benar dapat meningkatkan fungsi muskuloskeletal,serta mencegah terjadinya
penyakit dan kecelakaan.hal tersebut kemudian dapat menyebabkan peningkatan
kesehatan tubuh.
·
Mekanik tubuh yang baik dapat
memberikan penampilan serta fungsi tubuh yang baik.
·
Mekanik tubuh yang baik dicapai
melalui pengetahuan sebagai pedoman dalam bertindak..
·
Mekanik tubuh menyangkut berbagai
usaha pencegahan cedera atau cacat pada sistem muskuloskeletal.
2.
KOORDINASI MEKANIK TUBUH
Koordinasi mekanik
tubuh melibatkan fungsi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf
(neuromuskuler). Komponen sistem muskuloskeletal melibatkan tulang,otot,tendon,ligamen,kartilago,dan
sendi.
2.1 Tulang
Tulang adalah
jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel yaitu osteoblas,osteosit,dan
osteoklas. Fungsi tulang antara lain:
Ø
Sebagai penunjang jaringan tubuh
yang membentuk otot-otot tubuh
Ø
Melindungi organ tubuh yang
lunak,seperti otak,jantung,paru-paru,dan sebagainya.
Ø
Membantu pergerakan tubuh
Ø
Menyimpan garam-garam
mineral,seperti kalsium
Ø
Membantu proses hematopoiseis
yaitu proses pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.
2.2 Otot
Otot secara umum
berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan-gerakan.
§ Otot lurik
Otot lurik karena dibawah mikroskop
tampak susunannya berupa serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti
sel dan tampak adanya bagian yang terang diselingi bagian gelap yang melintang.
Oleh sebab itu, juga disebut sebagai otot seran lintang, otot ini umumnya
melekat pada rangka maka sering disebut otot rangka. Otot rangka atau otot
lurik bekerja dibawah kendali saraf sadar, oleh sebab itu sering disebut juga
otot sadar.
§ Otot polos
Di bawah mikroskop, jaringan otot
polos tidak menunjukkan adanya bagian terang berseling gelap seperti pada otot
rangka. Sel-selnya berbentuk gelemdong dan hanya mempunyai sebuah inti sel yang
terletak di tengah-tengahnya.
Karakteristik otot polos adalah:
1) Otot polos ditemukan pada alat-alat
dalam dan kulit, dan tidak ditemukan pada rangka
2) Reaksinya lembat tetapi geraknya
berurutan
4) Geraknya dibawah pengaruh saraf
taksadar atau saraf otonom
Otot polos ditemukan pada saluran
alat-alat dalam, seperti saluran pencernaan, saluran pernafasan, pemubuluh
darah, dan getah bening. Fungsinya adalah jika seluruhnya bekrontraksi akan
menggerakkan benda yan gerdapat didalam pembuluh atau sauran tersebut.
§ Otot jantung
Otot jantung atau miokardium hanya
dijumpai pada dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, tetapi
memiliki percabangan yang disebut sinsitium. Kerja otot jantung dikendalikan
oleh saraf tak sadar atau saraf otonom.
Kerja otot jantung ini erat
kaitannya dengan fungsi jantung sebagai alat pemompa darah. Jika otot jantung
berkontraksi, ruangan jantung akan menyempit dan tekanannya akan meningkat.
Kontraksi otot jantung akan menimbulkan denyut jantaung. Pada orang dewasa
normal, jantungnya akan berdenyut sebanyak 72 kali setiap menintnya. Untuk
berkontraksi, diperlukan cukup persediaan oksigen. Apabila otot jantung
kekurangan oksigen selama 30 detik, kontraksi otot jantung akan berhenti.
Kebututhan oksigen otot jantung dipenuhi oleh nadi tajuk atau aeteria koronia.
Kekuatan Otot
Yaitu
kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot, merupakan suatu kemampuan untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot penting untuk
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot dipengaruhi oleh:
usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu otot (Depkes, 1996).
Untuk
memeriksa kekuatan otot ada 2 cara :
1.
Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan pemeriksaan
menahan gerakan ini.
2.
Pemeriksaan menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan ia disuruh
menahan.
No
|
Nilai Kekuatan Otot
|
Keterangan
|
1
|
0 (0%)
|
Paralisis, tdk ada kntrksi
otot sm skli
|
2
|
1 (10%)
|
Terlht atau teraba getaran kontraksi
otot ttp tdk ada gerak sm skl
|
3
|
2 (25%)
|
Dpt menggerakkn anggota
gerak tanpa gravitasi
|
4
|
3 (50%)
|
Dpt menggerakkn anggota
gerak untuk menahan berat (gravitasi)
|
5
|
4 (75%)
|
Dpt menggerakkn sendi dg
aktif dan melawan tahanan
|
6
|
5 (100%)
|
Kekuatan normal
|
Mmengukur/menilai
kekuatan otot pasien dengan memakai skala klasik 0,1,2,3,4,5. antara lain;
Skala 0.
artinya otot tak mampu
bergerak/lumpuh total, misalnya jika tapak tangan dan jari mempunyai skala 0
berarti tapak tangan dan jari tetap saja ditempat walau sudah diperintahkan
untuk bergerak.
Skala 1.
Terdapat sedikit kontraksi
otot, namun tidak didapatkan gerakan pada persendian yang harus digerakkan oleh
otot tersebut.
Skala 2,
dapat mengerakkan otot atau
bagian yang lemah sesuai perintah misalnya tapak tangan disuruh telungkup atau
lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja sudah tak mampu bergerak
Skala 3,
dapat menggerakkan otot dengan
tahanan minimal misalnya dapat menggerakkan tapak tangan dan jari
Skala4,
Dapat bergerak dan dapat
melawan hambatan yang ringan.
Skala 5,
bebeas bergerak dan dapat
melawan tahanan yang setimpal (normal).
Skala diatas
pada umumnya dipakai untuk memeriksa penderita yang mengalami kelumpuhan selain
mendiagnosa status kelumpuhan juga dipakai untuk melihat apakah ada kemajuan
yang diperoleh selama menjalani perawatan atau sebaliknya apakah terjadi
perburukan pada seseorang penderita.
Menjabat
tangan pasien dapat juga di gunakan untuk mengukur kekuatan ototnya, dengan
cara mengajak berjabat tangan dan menganjurkan pasien untuk mengerahkan tenaga
memencet jari-jari kita. Kalau lemah akan terasa tangan pasien tak mampu
meremas kuat tangan kita. Kesulitannya adalah kalau pasien cewek yang tak
pernah menggunakan tenaga otot jari tangan, remasannya terasa kurang kuat
walaupun sudah dipaksakan untuk itu dapat diperiksa lebih jauh dengan
hati-hati.
SKALA KEKUATAN OTOT
Skala kekuatan otot menurut Will Still ( 1996 ; 10 )
0 = Tidak ada kontraksi.
1 = Sedikit kontraksi / sentakan ringan.
2 = Aktif tetapi tidak dapat melawan gravitasi.
3 = Aktif, dapat melawan gravitasi tetapi tidak tahan lama.
4 = Gerakan menentang gravitasi tetapi tidak mampu menahan tahanan
berat ( pemeriksa ).
·
Skala mobilitas menurut Pahrip (
1993 : 66 )
0 = Klien tidak tergantung pada orang
lain.
1 = Klien butuh bantuan dan
pengawasan.
2 = Klien butuh bantuan / pengawasan /
bimbingan sederhana.
3 = Klien butuh bantuan dan peralatan
yang banyak.
4 = Klien sangat tergantung pada
pemberian pelayanan.
·
Skala nyeri menurut Lynda juall.
0 = Tidak ada nyeri sama sekali.
1 = Nyeri ringan.
2 = Nyeri sedang.
3 = Nyeri berat.
4 = Moderat.
5 = Nyeri sekali.
2.3 Tendon
Tendon adalah
sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan dari pembungkus
otot dan membentuk ujung-ujung otot yang mengikatnnya pada tulang. Tendon ini
dibatasi oleh membran sinovial yang berfungsi untuk memberikan pelicin agar
pergerakan tendon menjadi mudah.
2.4 Ligamen
Ligamen adalah
sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat,lentur,dan kuat. Ligamen
berfungsi menghubungkan ujung persendian dan menjaga kestabilan.
2.5 Kartilago
Kartilago terdiri
atas serat yang tertanam dalam sutu gel yang kuat,tetapi elastis dan tidak
mempunyai pembuluh darah.
2.6 Sendi
Persendian
memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan. Ada
beberapa jenis persendian,antara lain sendi sinartroses(sendi yang tidak
bergerak),sendi amfiartroses(sendi yang pergerakannya terbatas hanya satu
gerakan,seperti tulang vertebrae), dan sendi diartoses(sendi yang bebas
pergerakannya,seperti sendi bahu dan sendi leher). Ada beberapa pergerakkan
sendi yaitu fleksi,ekstensi,adduksi,abduksi,rotasi,eversi,inversi,pronasi, dan
supinasi.
3.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MEKANIKA TUBUH DAN PERGERAKAN.
v
Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi
tingkat perkembangan neuromuskular dan tubuh secara
proporsioanal,postur,pergerakan dan refleks akan berfungsi secara optimal
v
Kesehatan fisik
Penyakit,cacat
tubuh,dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh
v
Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi
dapat menyebabkan kelemahan otot,dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan
menjadi kurang bebas.
v
Emosi
Rasa aman dan
gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang.keresahan dan kesusahan
dapat menghilangkan semangat,yang kemudian sering dimanifestasikan dengan
kurangnya aktivitas
v
Kelemahan neuromuskular dan
skeletal
Adanya postur
abnormal seperti skoliosis,lordosis,dan kifosis dapat berpengaruh terhadap
pergerakan.
v
Pekerjaan
Seseorang yang
bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas bila di bandingkan dengan petani
atau buruh.
4.
POSTUR TUBUH ( BODY ALIGNMENT)
4.1. Konsep Body Alignment
Postur tubuh ( Body alignment) adalah kesesuaian
susunan geometris bagian-bagian tubuh dalam hubungannya satu sama lain sesuai
dengan faal tubuh (Taylor dkk.1993). Postur tubuh yang tepat dapat meningkatkan
pengembangan paru-paru,fungsi ginjal,dan sistem pencernaan,serta bertambah
efisiennya sirkulasi darah. Sedangkan postur tubuh yang buruk dapat menimbulkan
cedera.
Postur tubuh yang
baik diperlukan untuk keseimbangan tubuh,baik dalam keadaan sedang
duduk,berdiri,ataupun terlentang. Keseimbangan tubuh dapat dicapai apabila
seseorang mampu memelihara keseimbangan sepanjang garis gravitasi pada tengah
dasar pendukung. Keseimbangan dalam bahaya jika garis gravitasi pada tengah
dasar pendukung. Keseimbangan tidak dapat dipertahankan jika garis gravitasi
jatuh di luar dasar pendukung.
Pada orang
dewasa,sikap tubuh yang baik dengan posisi berdiri(posisi anatomis)yaitu:
a.
Kepala tegak,tidak terlalu
kedepan,belakang atau samping.
b.
Lekukan tulang punggung yang
normal berbentuk seperti huruf S.
c.
Lengan dan siku dilenturkan lurus
kebawah.
d.
Pinggul lurus
e.
Lutut di bengkokkan sedikit.
f.
Kaki di luruskan ke depan dengan
mata kaki bengkok normal.
4.2.
PRINSIP GRAVITASI
Gravitasi merupakan prinsip yang
pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar,
yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga
faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
v Pusat gravitasi (center of gravity)
titik yang berada di pertengahan tubuh.
v Garis gravitasi (line of gravity)
merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi
v Dasar dari tumpuan (base of support)
merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang atau
menahan tubuh.
4.3.
PERUBAHAN DALAM POSTUR
Kelainan pada ruas tulang belakang ada beberapa macam:



4.4.
PERUBAHAN STRUKTUR ANATOMI
o
Gangguan tulang
Meliputi beberapa gangguan diantaranya adalah retak atau patah tulang
(fraktura) dan pertumbuhan tulang kaki yang mengalami hambatan sebelum lahir.
Gejala patah tulang yang nyata adalah timbulnya rasa sakit yang hebat pada
daerah tulang yang retak, terjadi pembekakan dan kadang-kadang pendarahan. Pada
tulang anak yang masih dalam masa pertumbuhan, tulang yang retak dapat menyatu
kembali seperti semula disebut reduksi.
Fraktura dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
Fraktura sederhana, jika tulang yang meretak tidak
sampai melukai organ laindisekitarnya, misalnya organ otot.
b. Fraktur kompleks atau fraktura
majemuk, jika tulang yang patah menyebabkanotot dan kulit terluka, kadang kala
tulang mencuat keluar kulit
c.
Greenstick atau tulang tak lengkap, jika tulang hanya
retak sebagian dan tulangnya tak sampai pisah,
d. Comminuted atau remuk, jika tulang
retak menjadi beberapa bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot
o
Gangguan persendian
Gangguan pada bagian ini ada empat macam antara lain:
a.
Dislokasi adalah sobek atau tertariknya ligamen
sehingga terjadi pergeserankedudukan sendi.
b.
Terkilir atau keseleo adalah tertariknya ligamen sendi
yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan. Keseleo
ditandai timbulnya rasa sakit hebat yang disertai peradangan pada daerah sendi.
c.
.Ankilosis adalah keadaan ketika sendi tidak dapat
digerakkan karena seolah-olah tulang sendi menyatu.
d.
Artritis atau infeksi sendi adalah gangguan sendi yang
ditandai terjadinya peradangan sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan
kadang-kadang tulang sendi mengalami perubahan.
Artritis dapat di bedakan menjadi beberapa jenis yaitu reumatoid,
osteoartritis dan goutartritis.
a.
Reumatoid
adalah penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi. Pada jaringan ikat
terasa sakit serta sendinya mengalami ankilosis.
b.
Osteoartritis adalah penyakit kemunduran sendi yang
disebabkan olehdegenarasi serta menipisnya tulang rawang, sehingga
merangsang terbentuknya tulang pada
sendi.
c.
Goutartritis adalah gangguan gerak karena kegagalan
metabolisme asamurat yang berlebihan yang akan diangkut oleh darah dan disimpan
di dalam sendi kecil, seperti ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami
kelebihan asam urat ialah sendi yang membesar.
o
Gangguan pada otot
Beberapa gangguan pada otot antara lain:
a.
Atrofi adalah keadaan dimana otot mengecil sehingga
menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi. Jaringan otot yang astrofi dapat
mengalami penurunan ukurannya sampai 25%.
b.
Hipertrofi adalah keadaan otot menjadi lebih besar
dankuat karena sering dilatih secara berlebih, misalnya para binaragawan dan
atlet angkat berat.
c.
Kejang otot adalah gangguan ini terjadi karena
melakukan aktivitas terus menerus yang pada suatu ketika tak mampu lagi
melakukan kontraksi alias kejang karena telah kehabisan energi.
d.
Kaku leher atau stiff adalah keadaan leher terasa kaku
dan sakit jika digerakkan .
e.
Tetanus adalah kejang otot yang disebabkan oleh toksin
yang dihasilkan oleh basil tetanus.
f.
Miastema gravis adalah keadaan ketika otot
berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan dan kadang-kadang
menyebabkan kematian.
g.
Distrofi otot adalah penyakit otot kronis sejak
anak-anak menurut dugaan penyakit ini diturunkan
h.
Hernia abdominalis adalah sobeknya otot dinding perut
yang lemah yang mengakibatkan usus melorot ke bawah masuk ke rongga perut.
4.5.
KONSEKUENSI POSISI TUBUH YANG TIDAK
BAIK
Ada beberapa gangguan tulang yang disebabkan oleh posisi tubuh yang tidak
baik antara lain:
a. Rakitis adalah penyakit tulang
karena kekurangan vitamin D. Vitamin ini berfungsi membantu proses penimbunan
zat kapur dalam osifikasi atau penulangan. Jadi kekurangan vitamin D
mengakibatkan tulang keras.
b. Mikrosefalus adalah gangguan pada
pertumbuhan tulang tengkorak karena kekurangan zat kapur pada masa pembentukan
tulang tengkorak, masa bayi, sehingga kepala berukuran kecil tidak profesional.
c. Osteoporosis adalah gangguan dengan
gejala rapuh, kurang keras yang diakibatkan kekurangan hormon kelamin pria
ataupun wanita.
d. Kelainan lainnya antara lain karena
penyakit TBC, tumor yang mempengaruhi tekanan fisik dan fisiologis tulang,
serta peradangan pada jaringan pengikat atau tendon.
4.6. Pengkajian – Perencanaan Body
alighment
4.6.1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian masalah Imobilitas
Ò
Sistem Muskuloskeletal
Ò
Sistem CV
Ò
Sistem respirasi
Ò
Metabolisme dan Nutrisi
Ò
Sistem urinary
Ò
Eliminasi fecal
Ò
Sistem integumen
Ò
Sistem neurosensory
Ò
Psikologis
Ò
Postur tubuh
Ò
Perubahan dalam tumbuh kembang, identifikasi
adanya trauma
Pengkajian dalam fungsi
motorik antaara lain pada tangan dan kaki, kaki kanan dan kiri untuk menilai
adanya kelemahan, kekuatan dan apatis.
4.6.2.
Diagnosis keperawatan
a. Nyeri yang berhubungan dengan posisi
duduk, berdiri, dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah
ekstremitas.
b. Gangguan mobilitas berhubungan
dengan drop foot lutut akibat kontraktur.
c. Resiko cidera berhubungan dengan
gangguan keseimbangan yang di sertai kelemahan otot.
d.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan trauma
tulang belakang &fraktur
e.
Resiko cedera berhubungan dengan ortostatik pneumonia
f.
Tidak efetivitas pola makan berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru
g.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
secara umum.
h. Kelemahan
fisik berhubungan
dengan kesejajaran tubuh yg buruk
i.
Resiko cedera berhubungan dengan ketidak tepatan
mekanika tubuh
j.
Hambatan mobilisasi fisik berhubungan
dengan penurunan rentang gerak
k. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan
dengan penurunan kekuatan
4.6.3.
Perencanaan dan pelaksanaan
keperawatan
a. Pertahankan postur tubuh yang tepat
dengan pengaturan posisi tubuh yang
tepat.
b. Perbaiki postur tubuh pada tingkat
optimal dengan melatih duduk, berdiri, atau tidur secara optimal.
c. Kurangi cidera akibar postur tubuh
yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari.
d. Kurangi beban otot dengan cara
meletakkan alat dekat dengan pasien dan bantu kegiatan yang menimbulkan beban
berat.
e. Cegah komplikasi akibat postur tubuh
yang tidak tepat.
f. Meningkatkan kekuatan, ketahanan
otot dan fleksibilitas sendi.
g. Meningkatkan fungsi kardiovaskular
h. Meningkatkan respirasi
i. Meningkatkan fungsi gastrointestinal
j. Meningkatkan fungsi perkemihan
k. Memperbaiki gangguan fisiologi
4.6.4. Penatalaksanaan gangguan body alighment
a. Membantu klien berdiri
Cara:
posisi berdiri dilakukan dengan cara
menganjurkan pasien pada posisi berdiri. Kepala tegak,dan mata menghadap
lurus kedepan,dari belakang bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar.
b. Membantu klien duduk
Pengertian :
Tindakan ini merupakan salah satu
cara mempertahankan kemampuan mobilitas pasien.
Tujuan :
1. Mempertahankan toleransi
terhadap aktifitas
2. Mempertahankan
kenyamanan
Prosedur Kerja :
¨
Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
¨
Tempatkan paien pada posisi telentang
¨
Singkirkan batal dari tempat tidur
¨
Perawat menghadap ketempat tidur
¨
Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih
mendekat ke tempat tidur dibanding kaki yang lain
¨
Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien dibawah
bahu, yang menypokong kepala, dan tulang belakang
¨
Tempatkan tangan yang lain dipermukan tempat tidur
¨
Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat
badan anda dari kaki depan ke kaki belakang
¨
Dorong dengan arah beralawan tempat tidur dengan
menggunakn lengan yang ditempatkan dipermukaan tempat tidur
¨
Turunkan tempat tidur
¨
Observasi posisi kesejajaran tubuh dan tingkat
kenyamanan
¨
Catat prosedur dan cuci tangan
c.
Mengatur posisi tidur
Cara :
Letakkan pasien dengan posisi
lateral, semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur,
kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan
alas yang ada.
Apabila dijumpai kelainan pada
pasien maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya
kelemahan.
d.
Mengatur posisi fowler
Pengertian :
Posisi fowler adalah posisi setengah
duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan.
Tujuan :
1. Mempertahankan kenyamanan.
2. Memfasilitasi fungsi pernafasan.
Alat dan Bahan :
Penopang/bantal
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan seperti disebut
diatas
3. Tinggikan kepala tempat tidur 45
-60 derajat
4. Topangkan kepala diatas tempat
tidur atau bantal kecil
5. Gunakan bamtal untuk menyokong
lengan dan tangan bila pasien tidak
dapat mengontrol secara sadar atau tidak dapat menggunakan tangan dan
lengan
6. Tempatkan bantal tipis dipunggung
bawah
7. Tempatkan bantal kecil atau
gulungan handuk dibawah paha
8. Tempatkan bantal kecil atau
gulungan handuk dibawah pergelangan
kaki
9. Tempatkan papan kaki didasar
telapak kaki pasien
10.Turunkan tempat tidur
11.Observasi posisi kesejajaran
tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik
potensi
tekanan
12.Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan.
e.
Mengatur posisi dorsal recumbent
Pengertian :
Posisi ini, pasien ditempatkan pada
posisi telentnag dengan kedua lutut fleksi diatas tempat tidur.
Tujuan :
1. Perawat daerah genatelia
2. Pemeriksaan genetalia
3. Posisi pada proses persalinan
Alat dan bahan :
1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Selimut
Prosedur kerja ;
1. Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam keadaan berbaring
(telentang)
4. Pakian bawah dibuka
5. Tekuk lutut dan diregangakan
6. Pasang selimut untuk menutupi area
genetali
f.
Posisi Sim
Pengertian :
Pada posisi ini pasien berbaring miring baik
ke kanan atau ke kiri
Tujuan
:
1. Memberikan kenyamanan
2. Mlakukan Huknah
3. Memberikan obat per anus
(supositoria)
4. Melakukan pemeriksaan daerah
anus.
Alat dan bahan:
1.Bantal
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan.
2. Lakukan persiapan seperti di uraikan
di atas.
3. Tempatkan kepala datar di tempat
tidur.
4. Tempatkan pasien dalam posisi
telentang.
5. Posisikan pasien dalam posisi miring
yang sebagian pada abdomen.
6. Tempatkan bantal kecil di bawah
kepala.
7. Tempatkan bantal di bawah lengan
setinggi bahu, sokong lengan lain di atas tempat tidur.
8. Tempatkan bantal di bawah tungkai
atas yang di fleksikan,yang menyokong tungkai setinggi panggul.
9. Tempatkan bantal pasien parallel
dengan permukaan pelantar kaki.
10. Turunkan tempat tidur.
11. Observasi posisi kesejajaran
tubuh,tinkat kenyamanan,dan titik potensi tekanan titik.
12. Cuci tangan setelah prsedur di
lakukan
13. Catat prosedur.
g.
Posisi Trendelenburg
Pengertian :
Posisi ini menempatkan pasien ditempat tidur
dengan bagian bagiankepala lebih rendah dari bagian kaki.
Tujuan :
Melancarkan peredaran darah ke otak.
Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan di
lakukan.
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam keadaan berbaring
terlentang.
4. Tempatkan bantal di atas kepala dan
ujung tempat tidur.
5. Tempatkan bantal di atas lipatan
lutut.
6. Tempatkan balok,penopang di bagian
kaki tempat tidur.
7. Atur tempat tidur khusus dengan
meninggikan bagian kaki pasien.
8. Cuci tangan.
h.
Posisi Litotomi
Pengertian : Pada posisi ini,pasien
di tempatkan pada posisi telentang dengan
mengangkat kedua kaki dan ditarik
keatas abdomen.
Tujuan :
a.
Pemeriksaan alat genetalia.
b. Proses persalinan.
c. Pemasangan alat
kontrasepsi.
Alat dan Bahan :
1.Bantal
2.Tempat tidur khusus
3.selimut atau kain penutup.
Prosedur kerja :
1.Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
2.Cuci tangan.
3.Pasien dalm keadaan
berbaring(telentang)
4.Angkat kedua paha dan tarik keatas
adoment.
5.Tungkai bawah membentuk sudut 90
derajat terhadap paha.
6.Letakkan bagian lutut atau kaki
pada penyangga kaki di tempat tidur
khusus untuk posisi
litotomi
7.Pasang selimut
8.Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan
i. Posisi Genu pektoral(Knee Chest).
Pengertian :
Pada posisi genu pectoral pasien menungging
dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan :
Pemeriksaan daerah rectum dan
sigmoid.
Alat dan Bahan :
1.Tempat tidur
2.Selimut.
Prosedur Kerja :
1.Jelaskan prosedur yang akan di
lakukan.
2.Cuci tangan.
3.Minta pasien untuk mengamil posisi
menungging dengan kedua kaki
ditekuk dan dada
menempel pada matras tempat tidur
4.Pasang selimut untuk menutupi
daerah perineal pasien.
5.Cuci tangn setelah prosedur
dilakukan
4.6.5.
Evaluasi Keperawatan
a. Peningkatan fungsi system tubuh
b. Peningkatan kekuatan dan ketahanan
otot
c. Peningkatan fleksibelitas sendi
d. Peningkatan fungsi motorik, perasaan
nyaman pada pasien dan ekspresi pasien dan ekspresi pasien dengan adanya
keceriaan
5.
AMBULASI
Ambulasi adalah kegiatan berjalan
(kozier dkk. 1995) persiapan yang diperlukan klien hingga memiliki
kemampuan ambulasi, antara lain :
¨
Latihan otot-otot quadriceps femoris dan otot-otot
gluteal
¨
Latihan untuk menguatkan otot-otot ekstremitas atas
dan lingkar bahu
¨
Latihan berjalan
Terdapat teknik berjalan untuk
melatih klien berjalan dengan menggunakan kruk (alat bantu berjalan). Teknik
berjalan tersebut antara lain :
¨
Gaya berjalan empat titik tumpuan
¨
Gaya berjalan tiga titik tumpuan
¨
Gaya berjalan dua titik tumpuan
" Gaya berjalan berayun